Perizinan "Tukang Foto" dalam event publik

Beberapa waktu yang lalu sempet kuliah twit singkat dengan Om Arbain Rambey, Fotografer Jurnalistik profesional di Indonesia. Sempet tanya tanya soal perizinan fotografer, tukang foto, ato apalah itu sebutannya dalam event tau acara umum.


Beberapa kasus sempat terjadi di acara umum seperti festival dan sebagainya dimana orang yang datang ke acara tersebut (bisa model, bisa artis, atau cuma sekedar orang lewat) di potret oleh beberapa orang fotografer yang kemudian dijadikan karyanya yang di jual dalam pameran atau tempat penjualan lainya (misal deviantart, dsb), dan menimbulkan konflik antara orang yang ada di dalam foto dan si fotografer. Objek foto tidak berkenan atau tidak suka untuk di potret, atau protes kok ada fotonya di karya yang dijual tadi tanpa ada izin atau pemberitahuan sebelumnya.


Namun sejatinya bahwa si fotografer berhak untuk "tidak izin" pada objek fotonya untuk di potret, ataupun untuk di jual fotonya, dengan beberapa ketentuan, ofcourse. Bayangkan saja setiap anda ingin memotret anda harus izin pada yang di potret? anda sedang jalan jalan ke pantai, ada pasangan remaja yang sangat mesra, anda merasa itu kesempatan bagus untuk di foto, kemudian anda izin pada remaja itu untuk difoto. Atau anda sedang berada di suatu konser musik, ada penonton yang diangkat kumpulan penonton lain dalam riuhnya sebuah konser, anda ingin memotret penonton tsb, anda izin dulu pada penonton tsb, kan yo gak bisa to ya?

http://statik.tempo.co/?id=312070&width=620

Beberapa event yang lagi marak di Indonesia adalah event Jejepangan/cosplay, yang terkadang juga ada beberapa masalah yang terjadi antara fotografer/tukang foto/ atau kameko (mereka menyebutnya) dan cosplayer (artis (?)) seperti yang saya sebutkan sebelumnya. Dalam kasus ini, untuk menjaga kesopanan dan perasaan, setidaknya si fotografer juga minta izin dengan yang mau di foto, dengan paling tidak menanyai si Cosplayer  "Boleh saya foto Mas/Mbak".

Selama foto itu tidak digunakan untuk hal yang negatif, gak masalah kan? Kembali pada kesimpulan di screenshot tweet di atas, biarkan public space milik public.

Comments

Popular posts from this blog

Fullmetal Alchemist - The Conqueror of Shamballa

Copyright - Hak Cipta

I Don't Want To Be Just Friend